Dalam rangka memenuhi janji pada diri sendiri untuk
memposting tulisan kepahlawanan di grup Batang Datu, dalam note kali ini saya
ingin membahas dua pahlawan versi endonesyah dari sisi ekonomi dan politik. Sisi
ini saya ambil karna politik dan ekonomi adalah dua sisi mata uang pada koin
bernama negara. Kisruh politik akan mempengaruhi kondisi perekonomian,
sementara kondisi perekonomian juga dipengaruhi konstelasi politik.
Dari sisi ekonomi, saya akan mengangkat TKI. Mereka
dianugerahi sebutan Pahlawan Devisa karna sumbangan terhadap perekonomian
negara tidaklah kecil. Data BI menyebutkan
remitansi 2004 mencapai US$1,5 miliar lalu naik drastis menjadi US$5,5
miliar pada 2005. Pada 2006 data remitansi sebesar US$5,7 miliar dan 2007 sebesar
US$6 miliar atau naik 7 persen dari tahun sebelumnya. Sementara menurut data
remitansi Bank Dunia
pada 2010, pengiriman uang ke dan dari
Indonesia mencapai US$7 miliar atau sekitar Rp63 triliun. Angka ini lebih
tinggi dibanding data remitansi BI 2010 sebesar US$6,73 miliar atau sekitar
Rp61 triliun. Untuk 2011,
pengiriman uang dari TKI selama kuartal pertama 2011 mencapai US$1,6 miliar
atau sekitar Rp14 triliun. Rata-rata TKI mengirimkan uang US$500 juta atau
sekitar Rp4,5 triliun per bulan ke Indonesia. Angka yang fantastis dan
luar biasa ya… Pantas kalau mereka dianugerahi pahlawan devisa.
Sekarang kita lihat nasib pahlawan devisa tersebut.
Berbeda dengan kultur Eropa atau Amerika dimana house maid bekerja pada jam
tertentu dan kembali ke rumah saat jam kerjanya selesai, TKI yang menjadi house
maid mempunyai ikatan 24 jam kerja di rumah majikannya. Ini belum lagi bicara
tentang nasib buruk apabila sang TKI mendapat majikan berperilaku kasar
yang berpotensi memberi perlakuan tidak sehat baik secara pisik maupun mental. Dirjen Pembinaan dan Penempatan Tenaga Kerja
(Binapenta) mengatakan, jumlah kasus TKI tahun 2010 sebanyak 534 kasus, pada
tahun 2011 ada 415 kasus. Sedangkan jumlah yang tidak mampu bekerja pada tahun
2010 sebanyak 868 kasus, pada 2011 ada 290 kasus. Sementara TKI yang berdokumen
tidak lengkap pada tahun 2011 sebanyak 1.454 kasus, menurun dari tahun 2010
sebanyak 1.894 kasus. Kecelakaan kerja pada 2010 sebanyak 867 kasus dan
menjadi 732 kasus pada tahun 2011. Angka yang fantastis dan luar biasa juga ya…
Seperti apa sebenarnya bangsa ini memperlakukan pahlawannya???
Melihat statistik di atas,
sepertinya kita menganugerahkan gelar pahlawan kepada mereka untuk menutupi
fakta ketidakmampuan Negara menyediakan lapangan kerja di negeri sendiri dan
kemampuan mereka untuk mengirimkan uang hasil kerja yang berdampak signifikan
terhadap rata-rata pendapatan Negara. Kita diliputi kebanggaan dengan dolar atau riyal
yang mereka kirimkan, akan tetapi meringkuk malu mengakui bahwa sebenarnya kita mengirim
kuli ke negeri orang.. Akan menjadi semakin nyinyir tulisan ini apabila saya
dibiarkan meneruskan, emosi!
Kita lihat pahlawan kedua saja,
dari dunia politik.
Pahlawan Nasional adalah gelar yang
diberikan oleh Pemerintah Indonesia kepada seseorang warga negara Indonesia
yang semasa hidupnya melakukan tindak kepahlawanan dan berjasa sangat luar
biasa bagi kepentingan bangsa dan Negara. Berdasarkan criteria ini, tidak heran
apabila beberapa mantan presiden RI diajukan sebagai pahlawan nasional
diantaranya bahkan Soeharto (Soekarno-Hatta sudah mendapat anugerah Pahlawan
Nasional dari pemerintah). Tapi saya tidak akan mengulas mantan presiden, saya
justru akan mengurai SBY yang sekarang masih menjabat. Beberapa waktu kemarin
beliau mendapat anugerah Kesatria dari Kerajaan Inggris dengan gelar Knight Grand Cross. Inggris
punya dua gelar kesatria yaitu GCMG untuk anugrah sipil/non militer, serta
Grand Cross of St Michael dan St George seperti yang didapat SBY. Sekarang
memang belum ada wacana pemberian anugerah pahlawan untuk SBY, akan tetapi
gelar Kesatria ini bisa jadi fortopolio di masa nanti (tren modus pemberian anugerah
pahlawan biasanya kan bila yang bersangkutan sudah jadi mantan presiden saja J ). Masalahnya adalah, apakah pemberian gelar kesatria ini
bisa kita hargai sebagai salah satu indikator kinerja kepahlawanan dari
pemimpin bangsa? Well, untuk menjawabnya silahkan baca komparasi di bawah ini…
Robert Mugabe kepala
negara Zimbabwe yg kacau, rusak berat, gigolo & prostitusi di jalan-jalan
ibu kota, serta narkoba dimana-mana dapat anugerah Kesatria Grand Cross of
Bath. Negara Papua Nugini yang SDAnya dieksploitasi habis-habisan, rakyatnya
masih banyak yang tinggal diatas pohon, Perdana Menterinya rata-rata dpt Grand Cross
MG (non militer). Benito Musolini dari Italy yg mati digantung di Milano sebagai
penghianat (bikin rusak Italy) juga dapat gelar Ksatria KGCB tahun 1923. Hamid
Karzai dari negara ranjau/hujan bom Afghanistan (sangat rusak, apa aja ada
disitu) tapi SDA melimpah beliau juga dapat gelar Ksatria GCMG. Nicolae
Ceaucescu kepala negara Romania yg rusak berat dan akhirnya dibunuh rakyatnya, juga
dapat gelar KGCB. Mexico, negara rusak berat (Korupsi, Pelacuran, Narkoba) tp punya
minyak, Presiden HE Dr Carlos Saúl MENEM, dapat gelar GCMG. Nigeria yang sangat
korup, pelacuran, narkoba dimana-mana dan kaya minyak, Perdana Menterinya
Abubakar T. Balewa dpt KBE (Knight of the British Empire). Soeharto, yg
dimasukkan dlm Tap MPR-RI sbg koruptor (blm dihapus) mau ditangkap beberapa
kali tapi sakit, jg dapat gelar Ksatria KGCB (1974).
Sekarang kita lihat Negara
yang lain.
Taiwan negara yang
sangat sulit untuk prostitusi dan narkoba, tidak punya SDA, Presidennya tdk ada
yg dpt GCMG. PM Mahatir pengkritik barat, dari negara persemakmuran bersama
Inggris, negara bersih dari Narkoba & Korupsi+Pelacuran, gak pernah
dikasih GCMG. Russia & China yg nomor 3 & nomor 1 ekonominya, teratur
tatanan negaranya, korupsi tdk ada, tdk pernah dapat KGCB. Brazil terbesar di
Amerika Selatan, pro Barat, makmur, kaya minyak SDA untuk rakyatnya,
korupsi/narkoba sangat kecil, Presidennya tdk ada yg dpt GCMG. Perancis, negara
nuklir di benua Eropah, sekutu barat, pelacuran & narkoba ada tapi underground, SDA tidak ada, PM/Presidennya tidak ada yang dapat GCMG. Filipina,
negara yang punya segalanya mulai dari Narkoba dan Prostitusi tapi tidak punya
SDA, presidennya tidak pernah dapat GCMG.
Nahhh, sekedar penambah. British
Petroleum ternyata mendapat kontrak hak eksplorasi migas di Banda, waktunya hamper berbarengan
dengan pemberian anugerah Kesatria untuk SBY. See? Ga ada makan siang gratis
dalam politik..
Jadi, siapa pahlawan
Indonesia????
tulisan sampeyan iki serius sekali, dan ada nada emosionalnya sekalih
BalasHapuspahlawan indonesia adalah siapapun yg tak sekedar cuap2 dan teriak atas nama negeri ini, tp berbuat walau sedikit tp punya arti
demikianlah