Kutunjukkan padamu Nak, sebuah desa tempat awal segala asa. Di sini Nak, tak perlu kau nyalakan alarm, sudah ada kokok ayam. Dulu ayah bahkan disiram bila tak bangkit saat muazzin membangunkan alam.
Kuperlihatkan padamu Nak, tentang pematang panjang membentang, di mewah kami punya sawah. Di sana dulu ayah dan pamanmu bermain tanpa jemu, berlepas baju tak peduli lumpur dan panu. Di sana dulu ayah dan pamanmu diberi ilmu, bercocok tanam dan meramu, membedakan rumput, gulma hingga tanaman jamu.
Kutunjukkan padamu Nak, otot kendur kakekmu yang dulu bekerja bak baja, tak pernah didiamkan hanya agar ayah dan pamanmu cukup makan. Kutunjukkan padamu Nak, nenekmu yang kini berkerut luka berdaki, membenamkan kecantikannya pada tanah sedalam kaki hanya agar ayah dan pamanmu bisa tetap bersuka hati sepanjang hari. Kuceritakan padamu Nak, tentang kakek yg bertempur dgn lumpur, tentang nenek yg tetap bersyukur bahkan saat tersungkur, tentang mereka berdua yang berdarah parah tapi tak pernah menyerah karna bagi mereka hanya pada Tuhan lah tempat berpasrah.
Kuceritakan ini padamu Nak, agar kau tahu di mana kaki dan hati kita berdiri. Seperti kakek dan nenekmu yang membiarkan ayah berlari agar tahu kemana kan kembali, kelak juga akan kulepaskan kau terbang agar kau tahu kemana kan pulang.
Disinilah kita Nak, di pematang panjang membentang, di mewah kita punya sawah. Dan bila sampai waktunya nanti, berdirilah, berlarilah, melesatlah, terbanglah. Teruslah berdiri walau nanti luka mendera sampai ke jemari. Teruslah berlari sampai dapat apa yang kau cari. Teruslah melesat, kalahkan kilat, agar kau tahu bagaimana bersukur saat kau menua dan melambat. Teruslah terbang sampai langit menyadarkanmu bahwa tujuan menjadi tinggi adalah supaya kita bisa menunduk, bisa merendahkan hati.
Kuceritakan ini padamu Nak, agar kau tahu tentang jasa mereka yang tak bisa dilapuk masa, tentang hutang yang terbentang lebih panjang dari pematang. Kuceritakan ini padamu Nak, agar kau tahu bahwa kita besar dari asam keringat dan asin air mata, tanpa pernah sedikitpun mereka kembali meminta.
Kuceritakan ini padamu Nak, dengan bangga, di kaki Kakek dan Nenekmu ada surga.
untuk Suriani, Halifah dan Katara Sophie Ameera Yahya
Komentar
Posting Komentar