Langsung ke konten utama

..............................................................

Padi - Terbakar Cemburu

Aku terbakar cemburu. Cemburu Buta.
Tak bisa kupadamkan amarah dihatiku
 
Sakit ...Menahan sakit hati 
menyimpan perih.
Tak bisa kuterima apa yang ku alami
 

Ibaratnya jantung hati 
tersayat pedang tajam , 
betapa sakitnya kurasakan itu. 

Reff.
Dan kini aku tau kusangat,,, 
begitu dalamnya aku sungguh mencintaimu. 
Mungkin selama ini ku salah...
tak pernah pedulikanmu setulusnya hatiku

 

Betapa bodohnya diriku. 
Tak bisa mencintai dan menjaga hatimu dengan sepenuh jiwa. 
Bahwasanya... Selama ini aku tak menyadari...
Dirimu adalah adalah milik teristimewaku..


Ibaratnya jantung hati 
tersayat pedang tajam. 
Betapa sakitnya....Kurasakan itu

Reff. 

Dan kini aku tahu kusangat...
Begitu dalamnya aku sungguh mencintaimu. 
Mungkin selama ini ku salah. 
Tak pernah pedulikanmu setulusnya hatiku. 

Kuakui ternyata sakit yang membakar hati. 
Sudah membuatmu pergi...
Kini hanya tinggalkan luka...aha aha
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
dan cemburu ini sangat menyakitkan.... 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

gerhana

seperti gerhana kini, berjelaga di sini purnama sepotong, penuh dengan kosong tahukah kamu, di sini angin dingin kejam diburunya lilin tengah malam, dikunyahnya hingga padam ditinggalnya dengan gigil cekam disisakannyai api, tapi tanpa sekam dan apa yang bisa kunyala selain gila? karna kau, jauh di sana... (Jogja 16 Juni saat gerhana di atap kos)

Hangat Sederhana Tanpa Pura-pura

Ada beberapa rasa yang tak berlogika, rasa yang mungkin saja tak terpahami bahkan oleh pengidapnya. Seperti cinta seorang gadis pada laki-laki yang membuatnya menangis padahal di luar sana banyak yang memohon untuk membuatnya bahagia. Atau cinta pada rokok padahal ancaman kanker tak kurang berjuta untuknya. Atau,,, benci pada kondom padahal tiada kuranglah karet tipis itu gunanya. Setiap kita, mungkin punya rasa itu, entah pada apa. Saya, jatuh pada rasa hangat sederhana yang tanpa pura-pura. Apapun yang berkaitan dengan rasa tersebut, saya ikut. Barusan, saya menemukannya. Menemukan hangat sederhana yang tanpa pura-pura, dan saya ikut. Begini ceritanya. Seberang hotel tempat saya menginap ada warung kopi 24 jam. Bosan di kamar, iseng menyeberang. Ini adalah warung dengan kultur melayu, jenis yang digambarkan Andrea Hirata dalam novelnya. Ada papan catur, kopi hitam yang dipesan sepanas mungkin, pisang goreng yang sudah digoreng dua kali, obrolan seperti udara yang tidak terla

Sekedar Bertanya

Kemarin Senin mengikuti lagi upacara bendera,ritual  yang dari dulu sampai sekarang tidak pernah saya suka. Kenapa tetep ikut kalo ga suka? Karna saya percaya, sesuatu yang tidak kau suka belum tentu tidak punya guna. Kondom contohnya.  Dan di upacara tersebut, saya melihat peristiwa yang tidak asing. Kita semua pasti pernah mengalami atau melihatnya sendiri, siswa disuruh memotong merapikan rambut. Wajar, dan tidak ada yang salah dengan anjuran tersebut. Hanya kemudian, itu menimbulkan banyak pertanyaan bagi saya. Kenapa siswa harus berambut pendek? Apa dasarnya siswa harus berambut pendek? Apa tujuan dan gunanya siswa berambut pendek? Jujur, sampai sekarang saya belum pernah menemukan literatur atau referensi yang bisa menunjukkan bukti ilmiah bahwa ada hubungan antara rambut pendek dengan kecerdasan siswa. Lalu bila tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan, kenapa hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan itu justru menjadi perhatian? Mungkin ada yang akan menjawab bahwa