Langsung ke konten utama

Postingan

Hangat Sederhana Tanpa Pura-pura

Ada beberapa rasa yang tak berlogika, rasa yang mungkin saja tak terpahami bahkan oleh pengidapnya. Seperti cinta seorang gadis pada laki-laki yang membuatnya menangis padahal di luar sana banyak yang memohon untuk membuatnya bahagia. Atau cinta pada rokok padahal ancaman kanker tak kurang berjuta untuknya. Atau,,, benci pada kondom padahal tiada kuranglah karet tipis itu gunanya. Setiap kita, mungkin punya rasa itu, entah pada apa. Saya, jatuh pada rasa hangat sederhana yang tanpa pura-pura. Apapun yang berkaitan dengan rasa tersebut, saya ikut. Barusan, saya menemukannya. Menemukan hangat sederhana yang tanpa pura-pura, dan saya ikut. Begini ceritanya. Seberang hotel tempat saya menginap ada warung kopi 24 jam. Bosan di kamar, iseng menyeberang. Ini adalah warung dengan kultur melayu, jenis yang digambarkan Andrea Hirata dalam novelnya. Ada papan catur, kopi hitam yang dipesan sepanas mungkin, pisang goreng yang sudah digoreng dua kali, obrolan seperti udara yang tidak terla
Postingan terbaru

Sekedar Bertanya

Kemarin Senin mengikuti lagi upacara bendera,ritual  yang dari dulu sampai sekarang tidak pernah saya suka. Kenapa tetep ikut kalo ga suka? Karna saya percaya, sesuatu yang tidak kau suka belum tentu tidak punya guna. Kondom contohnya.  Dan di upacara tersebut, saya melihat peristiwa yang tidak asing. Kita semua pasti pernah mengalami atau melihatnya sendiri, siswa disuruh memotong merapikan rambut. Wajar, dan tidak ada yang salah dengan anjuran tersebut. Hanya kemudian, itu menimbulkan banyak pertanyaan bagi saya. Kenapa siswa harus berambut pendek? Apa dasarnya siswa harus berambut pendek? Apa tujuan dan gunanya siswa berambut pendek? Jujur, sampai sekarang saya belum pernah menemukan literatur atau referensi yang bisa menunjukkan bukti ilmiah bahwa ada hubungan antara rambut pendek dengan kecerdasan siswa. Lalu bila tujuan pendidikan adalah untuk mencerdaskan, kenapa hal-hal yang tidak ada hubungannya dengan itu justru menjadi perhatian? Mungkin ada yang akan menjawab bahwa

apa Pahlawan Indonesia?

Dalam rangka memenuhi janji pada diri sendiri untuk memposting tulisan kepahlawanan di grup Batang Datu, dalam note kali ini saya ingin membahas dua pahlawan versi endonesyah dari sisi ekonomi dan politik. Sisi ini saya ambil karna politik dan ekonomi adalah dua sisi mata uang pada koin bernama negara. Kisruh politik akan mempengaruhi kondisi perekonomian, sementara kondisi perekonomian juga dipengaruhi konstelasi politik. Dari sisi ekonomi, saya akan mengangkat TKI. Mereka dianugerahi sebutan Pahlawan Devisa karna sumbangan terhadap perekonomian negara tidaklah kecil. Data BI menyebutkan remitansi 2004 mencapai US$1,5 miliar lalu  naik drastis menjadi US$5,5 miliar pada 2005. Pada 2006 data remitansi sebesar US$5,7 miliar dan 2007 sebesar US$6 miliar atau naik 7 persen dari tahun sebelumnya. Sementara menurut data remitansi   Bank Dunia pada 2010 , pengiriman uang ke dan dari Indonesia mencapai US$7 miliar atau sekitar Rp63 triliun. Angka ini lebih tinggi dibanding data remitans

Kita pulang Nak, ayah mau cerita...

Kutunjukkan padamu Nak, sebuah desa tempat awal segala asa. Di sini Nak, tak perlu kau nyalakan alarm, sudah ada kokok ayam. Dulu ayah bahkan disiram bila tak bangkit saat muazzin membangunkan alam. Kuperlihatkan padamu Nak, tentang pematang panjang membentang, di mewah kami punya sawah. Di sana dulu ayah dan pamanmu bermain tanpa jemu, berlepas baju tak peduli lumpur dan panu. Di sana dulu ayah dan pamanmu diberi ilmu, bercocok tanam dan meramu, membedakan rumput, gulma hingga tanaman jamu. Kutunjukkan padamu Nak, otot kendur kakekmu yang dulu bekerja bak baja, tak pernah didiamkan hanya agar ayah dan pamanmu cukup makan. Kutunjukkan padamu Nak, nenekmu yang kini berkerut luka berdaki, membenamkan kecantikannya pada tanah sedalam kaki hanya agar ayah dan pamanmu bisa tetap bersuka hati sepanjang hari. Kuceritakan padamu Nak, tentang kakek yg bertempur dgn lumpur, tentang nenek yg tetap bersyukur bahkan saat tersungkur, tentang mereka berdua yang berdarah parah tapi tak

Untuk Sahabat, kisah sekelebat jabat

Yos gundah. Dia sudah coba segala posisi, dari berdiri tegak, nungging bahkan rebah, tetap resah. Mungkin ini bukan masalah posisi tapi masalah tempat, pikirnya pasrah. Baiklah, Yos pindah. Melamun di pohon bahkan samping bak sampah, perasaannya tak berubah, tetap serba salah. Apa yang jadi masalah? Well, ini adalah soal jiwa. Perasaan anak muda dimabuk asmara. Ini adalah permasalahan tanpa hitung logika, permasalahan yang sanggup membuat Nero membakar Roma, permasalahan yang sanggup membuat KD meninggalkan Anangnya. Ya, Yos sedang jatuh cinta. Kok sampe segitunya? Maaf, ini masalah Cinta Bro,, dan untuk  Yos, cinta itu spektakuler, bukan sekedar program ekstra kurikuler. Biasa aj kaleeee, tiap orang pernah kok jatuh cinta!!! Sekali lagi maaf Bro, untuk Yos masalah cinta bukan masalah biasa. Gini aja deh biar gampang mahaminnya, kita kenali Yos lebih tajam, aktual dan terpercaya. Secara fisik, Yos tu ga bisa dibandingin ma lukisan Monalisa, jauh banget! Warna ga meriah, muka

benar - salah

jadi begini ceritanya... Pada suatu Jumat yg panas, saya berangkat ke Mesjid. Apa yg saya lakukan disana, tak eloklah kalau dibagi dsini. Tp konon kabarnya, ada yg kehilangan sandal juga di Mesjid itu. Baiklah, kita teruskan. Selesai Jumatan, saya menuju parkiran. Tp pemandangan yg saya lihat sangat tidak mengenakkan hati ampela, apa pasal? Motor saya tak lg berdiri sempurna, sudutnya tak lg simetris seperti semula. Ada yg salah, jgn2 ada yg berulah? Ternyata tidak, setelah ditelaah masalahnya adalah ban saya gembos, bocor tertusuk paku. Tidak tanggung2, TIGA langsung!!!! Ostopilulooh... Saya langsung merenung, memikir bak Gibran kena tenung. Solusi pertama adalah berteriak histeris, berharap jemaah lain bersimpatis dan memberi sumbangan karna menganggap saya kumat Autis. Tapi itu terlalu memalukan. Solusi kedua, pejamkan mata anda, pada hitungan ketiga masuki alam tidur anda dan bayangkan motor saya berubah jd Honda Jazz. Baiklah, itu juga berlebihan. Opsi terakhir, yg paling mas

aku dan kamu, malam itu...

23.48 wita Katara Sophie Ameera Yahya yg masih bingung akan dipanggil apa nantinya, tersedak. Atau bersendawa? Entahlah.. Yg pasti dia bersuara tiba2 dan itu sudah cukup tuk menyalakan alarm alamiah sang ayah yg baru saja lelap dlm rebah. 23.50 wita Aku , tanpa otak kiri, beraksi. Hasilnya, satu dot susu teramu sempurna, dan satu dapur terhambur disapu bencana. Tak apalah, selalu ada yg menjadi tumbal dalam sebuah revolusi. Ini susu buatmu Nak, racikan bartender otodidak, kau takkan bilang tidak, rasanya enak.. 23.53 wita Katara Sophie Ameera Yahya yg ntah kenapa dipanggil Ebi oleh ayahnya yg bingung , menguap.. Dia harus beradaptasi dgn tangan kasar ayah sok seksi yg dengan kikuk beraksi mengganti popok yg dia pipisi, rasssssakan kauw!!! Bangun tengah malam tuk bikin anak itu beda rasanya dengan bangun tengah malam tuk jaga anak, itu pedih jendral!!! 23.53 wita Aku , dengan otak kanan, memulai kegiatan. Tenang boi, ini urusan kecil, angkat badan Ebi, lepas popoknya, pasang